Rabu, 30 Juni 2010

Cegah Pikun dengan Jalan Kaki

Menurut peneliti dari Mayo Clinic di Minnesotta Amerika Serikat, membaca dan merajut merupakan latihan otak yang sangat efektif untuk mencegah pikun. Dalam penelitian tersebut, membaca dan merajut dapat mencegah kepikunan di usia 70 sampai 80 tahun. "Meskipun usia sudah tua tiada kata terlambat untuk melatih otak", demikian papar Yonas Geda, psikiater otak dari Mayo Clinic.
Selain itu, ada juga aktivitas fisik yang bisa mencegah penuaan. Kerrie L Moreon, PhD, peneliti dari Universitas Colorado, olahraga seperti joging dan jalan kaki dapat memperlancar sirkulasi oksigen, peredaran darah dan distribusi nutrisi ke seluruh anggota tubuh. Secara otomatis, selain fisik sehat, otak pun mendapat cukup oksigen, darah dan nutrisi. Manfaat lain yang dapat diambil adalah produksi kolagen dalam tubuh akan lebih aktif. Hal ini sangat menguntungkan bagi kulit karena kelembabannya selalu terjaga.
Di dalam penelitiaanya, terbukti bahwa pembuluh darah wawnita usia 60 tahun ternyata sama sehat dengan wanita usia 28 tahun asalkan sejak muda selalu berjalan kaki setidaknya 40 menit setiap hari. Selain itu kalori yang terbakar selama aktivitas itu kurang lebih 450 kalori. Jelas sekalijalan kaki adalah olahraga murah dan efektif untuk membuat kita awet muda.

(disarikan dari Tunas Bangsa, Edisi 125 Tahun IV/28Juni-5 Juli 2010)

Kamis, 28 Januari 2010

Sedikit tentang Asma

Apakah teman, kerabat, saudara atau bahkan anda menderita asma? Bagi penderitanya, asma merupakan penyakit menjengkelkan yang sangat membatasi keleluasaan penderita.

Asma adalah suatu gejala yang ditimbulkan oleh kelainan saluran nafas yang berupa kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan dari lingkungan sebagai pemicu.

Pemicu gejala ini dapat berupa kelelahan pikiran (gangguan emosi), kelelahan jasmani, perubahan lingkungan hidup yang tidak diharapkan (cuaca, kelembaban, temperatur, asap (terutama rokok) dan bau-bauan yang merangsang), infeksi saluran nafas terutama penyakit influenza tertentu, dan reaksi alergi dari bahan yang terhirup atau dimakan.

Tingkat gejala kepekaan saluran nafas ini diawali dari gejala yang ringan (berupa pilek/bersin atau batuk yang sering berulang/kambuh) sampai dengan gejala yang berat berupa serangan asma (kesulitan bernafas). Keadaan ini sebenarnya ditandai adanya latar belakang reaksi alergi.

Timbulnya beberapa tingkatan gejala kepekaan yang terekam/bisa diutarakan oleh penderita biasanya diawali sejak masa kanak. Sekitar 50% gejala akan sembuh dengan sendirinya, walaupun pada suatu saat gejala ini akan muncul lagi pada tingkat gejala yang lebih berat yang sering diberi istilah asma. Sekitar 55-6-% penyakit alergi pernafasan in dapat diturunkan ke anak atau cucu dan sisanya diakibatkan karena adanya polusi lingkungan hidup yang kurang atau masih belum mendapatkan perhatian, karena itu gejala baru muncul setelah dewasa bukan karena merupakan hal yang aneh.

Penyebab

Dasar permasalah pada penyakit asma terletak pada kelainan saluran nafas yang berpa proses reaksi/keradangan (akibat reaksi alergi) yang disebabkan oleh paparan bahan-bahan antara lain:

Debu yang ada di dalam rumah yaitu debu yang berasal dari kasur kapuk (terutama yang sudah lama), karpet, sofa, pakaian yang disimpan lama di dalam lemari, langit-langit atap rumah, buku-buku/kertas arsip yang lama, dll.
Bahan makanan terutama jenis ikan laut, susu sapi, telur, coklat, kacang-kacangan, dll. (sedang kelompok bahan makann yang mempunyai ciri yang mengiritasi a.l. pedas, dingin, bergetah, rasa manis/asam, asin, dll. bukan penyebab tapi pemicu).
Lingkungan hidup antara lain bulu yang berasal dari bahan pertanian (tepung sari, jerami, rumput-rumputan, ampas tebu, dll.), bahan yang berasal dari bulu dan kotoran unggas serta binatang piaraan.